Kamis, 14 November 2013

Pendekatan Scientific dalam Implementasi Kurikulum 2013



Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan ,guru salah satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.
Pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
  • Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
  • Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
  • Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  • Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
  • Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

 

Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)

  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
  2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
  4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)




Langkah – langkah Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Penerapan pendekatan scientific ini akan menjadi tantangan guru melalui pengembangan 7 (aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya,  mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
Tujuh aktivitas belajar tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengembangkan ingin tahu siswa. Dengan itu diharapkan siswa termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya, mencatat atau mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya dalam pernyataan menanya. Dari langkah ini diharapkan siswa mampu merumuskan masalah atau merumuskan hal yang ingin diketahuinya.
Keterlatihan dalam membuat pernyataaan agar siswa yang bertanya setelah mengamati sangat penting. Contohnya guru menyatakan;
  • Setelah para siswa mengamati gambar cobalah gunakan kata mengapa agar kalian mendapatkan  informasi yang lebih banyak tentang gambar itu!
  • Setelah mengamati teks, silakan membuat pertanyaan dengan menggunakan kata bagaimana tentang isi teks yang telah kalian baca.
  • Setelah kalian mengamati tabel, silakan  menyiapkan  pertanyaan tentang data yang menarik perhatianmu!
Selain menggunakan pernyataan, guru dapat pula menggunakan pertanyaan untuk membangun rasa ingin tahu siswa seperti:
  • Siapa yang akan mengajukan pertanyaan tentang isi teks yang telah kalian baca?
  • Pertanyaan apa yang sebaiknya kita kembangkan untuk menggali infomasi yang lebih dalam tentang fakta yang telah kalian amati?
  • Siapa yang dapat menyusun  pertanyaan dengan memakai kata mengapa dan bagaimana tentang materi yang telah kita amati?
Contoh di atas merupakan bagian dari teknik yang perlu guru kuasai dalam meningkatkan keterampilan siswa bertanya. Hal perlu diulang-ulang agar kebiasaan yang selama ini melekat guru bertanya-siswa menjawab dapat berubah. Kelihatannya trik ini sangat sederhana, namun dalam praktikya  hal itu tidak selalu mudah dilakukan oleh para pendidik.
Hal penting lain dalam menerapan pendekatan ilmiah adalah menentukan kompetensi siswa yang hendak siswa kuasai. Sebagaiamana diuraikan sebelumnya bahwa guru dapat memfasilitasi siswa pada tiga tipe pilihan yaitu model deskriptif, relasional, atau eksperimen. Ketiga tipe tersebut memerlukan teknik eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang berbeda sehingga akan menghasilkan produk belajar yang berbeda yaitu teori deskriptif, relasional, dan hasil eksperimen.